Zaenal
Abidin Riam
Written By Buletinsia on Jumat, 18 Januari 2013 | 6:47 AM
Kader HMI MPO Cabang Makassar
Independensi
merupakan sikap yang mesti ada dalam setiap organisasi mahasiswa, independensi
di tingkat mahasiswa dimaknai secara beragam, bagi organisasi mahasiswa
tertentu, independensi dipahami sebagai keterlepasan dari segala bentuk ikatan
struktur formal dengan lembaga atau kelompok kepentingan manapun namun secara
kultur mereka tetap merasa sebagai bagian dari ormas besar tertentu karena
merasa lahir dari rahim ormas besar tersebut. Persepsi lain menganggap bahwa
independensi merupakan keterlepasan utuh baik secara struktur maupun kultur
dengan lembaga dan kelompok kepentingan manapun, terlebih lagi ketika ia merasa
lahir dengan sendirinya tanpa ada ormas besar yang melahirkannya. Dalam konteks
independensi, HMI lebih cocok diposisikan pada terma yang ke dua.
Posisi HMI pada terma ke dua tidak
serta – merta mampu menjaga kemurnian independensinya, kita mesti memahami
relasi linear independensi dalam altar konseptual dengan aplikasi independensi
di ranah praktis. independensi bisa didengungkan dengan nyaring dalam ranah
konseptual tapi aplikasi praktisnya bisa saja mengalami hambatan, hambatan
tersebut lahir karena ranah praktis sangat diwarnai dengan tarik menarik
berbagai kepentingan. Penerapan utuh independensi sangat membutuhkan pemahaman
dari para kader tentang makna independensi secara utuh, pemahaman tentang
independensi secara utuh merupakan salah satu penentu dalam menindaklanjuti
independensi dalam realitas empirik, ketika pada altar konseptual makna
independensi direduksi maka ruang geraknya di ranah praktis akan menyempit
namun ketika maknanya terlalu dikompromikan maka ia juga sangat berpotensi
untuk terciderai.
penegasan tentang independensi
sebagai sikap organisasi bukan berarti menutup ruang gerak HMI untuk melakukan
kerja sama dengan kelompok atau individu lain baik yang berada dalam struktur
pemerintahan maupun yang berada di luar struktur (HMI tetap bertindak sebagai
pengontrol terhadap kebijakan yang mesti disikapi), kerja sama tersebut tidak
hanya berlaku di ranah gerakan “tetapi juga berlaku di luar area gerakan”
sepanjang komunitas hijau hitam memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi
untuk mengambil keputusan dan bertindak untuk kepentingan umat tanpa
paksaan/tekanan dari kelompok/individu manapun. independensi sebagai sikap
tidak boleh hanya dipahamai “ke luar” tetapi ia juga harus dipahami “ke dalam”,
pemahaman independensi ke arah “dalam” tidak bermaksud menghidupkan benih
kecurigaan di antara sesama kader (khawatir akan terjadi intervensi antara sesama
kader) akan tetapi ia lebih dimakasudkan agar para kader mampu bertanggungjawab
atas semua tindakannya karena tindakan yang mereka ambil lahir dari
pertimbangan matang dan mutlak merupakan pilihan sendiri, kerja sama di antara sesama
kader tetap dibutuhkan demi menjaga solidaritas organisasi.
jika ingin independensi
mengejawantah sebagai sebuah sikap organisasi dalam ranah praktis maka, syarat
utamanya selain “pemahaman utuh” adalah karakter, dalam artian bahwa kader
hijau hitam harus memiliki karakter ulil albab jika ingin menjaga stabilitas
independensi di ranah praktis, kenapa harus karakter ulil albab? sebab karakter
inilah yang mampu menjadi jaminan dan pijakan awal dalam menancapkan karakter
independensi di dunia nyata, alasannya karena sebagian besar indikator ulil
albab mampu menjadi modal awal bagi para kader dalam menginternalisasikan
prilaku independensi ke dalam dirinya. Kita juga seharusnya mawas diri agar
tidak menjadikan independensi sebagai tameng atas kritik dari luar yang
dialamatkan kepada lembaga, akan tidak bijak jika HMI mempersepsi kritik yang
dialamatkan kepadanya sebagai bentuk intervensi organisasi, dalam situasi ini
dibutuhkan kemampuan analisa tingkat tinggi guna membedakan antara intervensi
yang bersifat merusak dengan kritik yang konstruktif, kritik konstruktif tetap
diapresiasi termasuk yang datang dari luar, yang dibutuhkan adalah kecerdasan
dalam menyikapi kritik tersebut sebab terdapat berbagai organisasi yang mampu
melebarkan sayap karena ia cerdas dalam melakukan seleksi kreatif terhadap
setiap kritik yang dialamatkan kepadanya, independensi merupakan jantung dalam
bersikap tetapi kita mesti memposisikannya secara cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar