Selasa, 01 Oktober 2013

Untukmu Ukhty



Menerjemahkan sikap yang terurai dari gerak tubuhmu dan sungguh kini tak ada bedanya, bisa saja kata munafik ku lontarkan tapi kusada kau saudaraku dan tak ingin juga ku menghakimi karena mungkin aku lah yang sebenarnya munafik "mungkin".
Mungkin ini hanya permainan bagimu tapi bagi ku, bagi mereka yang memahaminya itu adalah hal yang sangat mencemooh kaum hawa.
Afwan, ukhtyku.
Bukan hakku untuk meminta tapi demi dirimu dan demi citra dirimu kuminta kau menghentikannya sekarang atau lanjutkan saja dan jengan pernah kau lepas.
Dalam permainan catur, jika kau telah melangkah untuk maju jangan pernah berpikir untuk mundur karena bisa saja predikat "pecundang" "munafik" melekat pada dirimu.
Afwan, jika diri ini terlalu banyak bicara tapi ini demi kebaikanmu ukhty.
Rindu,
Pernah merasakan rasa “rindu” ?
Ya, hari ini, rasanya aku sangat merindukan seseorang. Dia adalah seseorang yang melewati banyak fase bersamaku selama hampir 3 tahun ini. Entah bagaimana ceritanya bermula sehingga kami bisa sedekat ini, dan aku pun tidak pernah tahu bagaimana bisa aku menyayanginya tanpa pernah bisa melupakan rasa sayang yang pernah aku miliki untuknya.
Pernah merasakan rasa buah yang manis yang paling kau suka?
Ketika buah itu tidak lagi kau makan untuk jangka waktu yang lama, setiap membayangkan buah itu tentu tetaplah menjadi sebuah hal yang mustahil jika kau melupakan rasa manis buah tersebut bukan?
Ya, demikianlah yang aku rasakan setiap mengingat dia, sahabatku. Pesoalan yang terjadi diantara kami kumaknao sebagai proses pendewaan diri. Dia yang salah ataukah aku yang salah ataukah kami berdua yang salah tapi setiap mengingat rasa kesalku padanya ku coba untuk hanya mengingat rasa manis cerita persahabatan kami yang terecap di otak dan relung hatiku agar kemarahanku tak berlarut.
Tapi sungguh, kali ini. Sungguh keterlaluan. Slalu ku berusaha meredam semuanya tapu usahaku tetap saja tak membuahkan hasil.
Ukhty, kau tahu. Andai kau dengar penuturan mereka tentangmu.
Andai kau lihat raut wahag mereka saat membicarakanmu
Ku akui, aku salah satu dari mereka yang sering kali membicarakan tingkahmu.
Sikapmu yang kekanak-kanakan
Tingkahmu yang slenge’an
Cara bicaramu yang kemayu
Cobalah untuk mengubah itu, karena itu yang membuat mereka Il-Fill ma kamu.
Maaf, ukhty tak ada maksud untuk menyakitimu.

Minggu, 01 September 2013

Broken Home, tak mematahkan langkahku untuk tetap berkarya


Sabtu, 31 Agustus 2013
 

Ku beranjak dari peraduanku, terdengar sayup percakapan beberapa orang lelaki diluar sana.
Kulangkahkan kakiku hendak melihat apa yang terjadi, kusingkap kain penutup jendela kaca di rumah neneku yang tidak besar dan tidak kecil.
"ah mereka berbicara dalam bahasa yang tidak kumengerti" gerutuku dalam hati...
keheningan malam kian larut mempersiapkan diri untuk pagi menjelang. Hawa dingin sudut desa sukamaju kian member kehangatan teramat sangat. Ada sepi yang menikung hati terdalam. Sendiri melawan kelam serta menarikan jemari di atas keyboard handphone.
“Sendiri menyepi” sayup kudengar lantunan syahdu edcoustic. Rumah yang pernah menorehkan prasasti sejarah untukku. Disinilah sejarah hidupku bermula, kucoba kembali menyususun lembaran klenangan yang berserakan, merangkainya kembali dengan penuh kehati-hatian agar tak ada celah setan yang merusaknya.
Aku belajar diam. Mencoba menuntun hati dengan dzikir agar tak ada lagi tangis kesia-siaan. Mencoba untuk mengobati luka atas goresan dalam hati  yang tersayat, mengusapnya dengan kelembutan sentuhan lantunan dzikir yang kini mulai terasa getarannya.
“Broken Home”
Kata-kata itu terlontar dari bibir sahabatku tempo hari. Aku tahu menjalani hidup sebagai anak korban broken home, tentunya tak pernah menjadi cita-cita semua anak di negeri ini. Kita sama-sama tahu rasanya seperti apa tapi bukan persoalan itu yang hendak kupaparkan dalam tulisan sederhanaku hari ini atau mungkin itulah yang menjadi bahasanku… entahlah. Kita lihat sajalah.
Aku menyadari bahwa menjalani peran sebagai anak korban broken home bukan suatu hal yang mudah hingga pada akhirnya, saat kaki ini mulai terasa lelah berjalan mengikuti alur skenario hidup,  berhenti di antara terik untuk sejenak mengusap peluh aku belajar untuk tetap menatap titah hidupku dari sudut pandang yang lain, pada sudut pandang yang Nampak lebih terang, tanpa bayang kabut yang menjadi tabir kebeningan hati.
Meski, Broken home menjadikan aku pincang tanpa hadirnya sosok seorang ayah, buta dan tuli tanpa dekapan cinta seorang ibu.
Tapi, Broken home mengajariku, tentang bagaimana aku harus menggunakan konsep ikhlas dalam penerimaan terhadap titahNya. Menerima kehilangan sebagai bentuk pendewasaan untuk belajar mandiri menghadapi dinamika hidup agar tidak terlalu bergantung pada sosok seorang ayah. Broken home menuntunku untuk semakin mendekat dengan ruang kesabaran dan membuka kesadaranku bahwa keluh tidaklah mampu meringankan beban pada pundak.
Hanya dengan mendekat, bercakap dan memohon pada-Nya kedamaian hati itu aku dapat.
Broken home… menjadi penyemangat dalam kesungguhanku menggapai mimpi dan terus menanamkan sugesti bahwa kesuksesan tak kan mampu aku genggam tanpa kesungguhan dan tak pernah membiarkan kesemangatan ini meredup dan dalam pengharapan akan masa depan yang lebih baik.
Broken home menjadi cambuk pelecut, atas masa depanku tentang bagaimana aku mempersiapkan diri agar kelak keluargaku tak terurai seperti kedua orang tuaku. Menuntunku untuk senantiasa berbenah menjadi manusia berkualitas agar kelak menjadi seorang ibu sholeha yang mampu mendidik anak-anakku dengan cinta dan berjalan seiring dengan suami membentuk keluarga harmonis yang dekat dengan Rabbnya.
Broken home  menyadarkan hatiku untuk mematikan rasa agar senantiasa terjaga kesuciannya, tak tersentuh oleh sosok yang tak semestinya dan menanggalkan pengharapan dalam penantian yang keliru. Karena hanya Allah, Allah sang pemilik hati. Dia yang akan menentukan pada siapa esok hati ini akan tertaut membentuk ikatan suci.
Menjadi anak korban broken home  satu sisi membuatku bergitu merindukan sosok-sosok tangguh dan tegar yang slalu ku kagumi ( Ayah Ibu) dan di sisi lain aku senang karena Allah mencintaiku lebih dari yang lain, Allah menginginkan aku tumbuh menjadi individu tangguh yang senantiasa dekat denganNya.

Rabu, 03 Juli 2013

kebersamaan singkat

Assalamualaiku Wr. Wb
Berat rasanya hendak beranjak dari kota hujan,
kebersamaan yang terjalin dalam waktu singkat
memberikan kesan yang tak telupakan. Rentetan-
rentet an kisah yang terangkai bahkan telah tertata
rapi dalam lembar kehidupan.
Banyak hal kecil yang kita pun terkadang
menganggapnya biasa tetapi itu menyimpan
banyak kesan yang mendalam, dan terkadang
sesuatu yang besar terkadang terlupakan.
Teruslah berkarya.
Tetap semangat.
Jika ada waktu Berkunjunglah ke kota kami.
#Yakusa

Rabu, 27 Februari 2013

Orientasi Mahasiswa Baru ''2010''


Pra_OMB`2010
(sebelum_orientasi mahasiswa baru)

Siang ini memang terik. Saya, ayu serta calon mahasiswa baru lainnya menunggu di depan ruangan BAAK untuk menyetor kwitansi pembayaran. Terdengar suara teriakan yang membuat Mataku tertuju pada ruangan yang tak satupun jendelanya terpasangi kaca, dan baru aku tau dari ayu bahwa ternyata ruangan itu adalah aula universitas cokroaminoto palopo.
ayu menepuk pundakku seraya berkata  “ Ti sampai kapan kita harus menunggu disini”, sambil mengerutkan keningnya.
“ Entahlah” kataku.
Antrian masih panjang, ayu menarik tanganku ia hendak menerobos lautan manusia yang ada di hadapan matanya, aku tak bisa berkata apa-apa. Setelah urusan dengan BAAK selesai ayu          mengajakku ke aula,
“untuk apa ke aula Yu” kataku.
Ia tak menggubris pertayaanku. Sesampainya di sana, ayu mengajakku duduk di depan prodi pend.bahasa dan sastra Indonesia.
“lihat” katanya membuka pembicaraan.
“apanya” kataku tak mengerti apa yang sedang iya maksud. Ia menggelangkan kepalanya kemudian berkata .
“hasti, hasti… kamu  itu tidak tau atau pura-pura tidak tau”
“apanya” kataku semakin tidak mengerti.
“ lihat, mereka yang diatas panggung.” Katanya sambil menunjuk ke arah panggung.
 “ooo”jawabku singkat.
 Sekarang Saya mengerti, mengapa iya membawaku ke sini ternyata sedari tadi dia memperhatikan  saya yang selalu memandang ke arah aula. Ia hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Hari semakin sore, jam menunjukan pukul 14:30. Kami memutuskan untuk pulang dan datang lagi saat pra_omb 31 juli 2010.

***

            Sesampainya di kampus, saya dan ayu langsung diarahkan menuju aula di mana seluruh mahasiswa baru (MABA) dikumpulkan. Sambutan-sabutan di berikan oleh presiden BEM “ka’ hajaruddin” dan wakilnya “k’ sumartono”, setelah itu perkenalan seluruh panitia omb. Korlap ( coordinator lapangan) ada ka’nanang, ka’ ardi, ka’wawan, dan ka’ kahar. (Coordinator stering), ada ka’erin, ka ‘ muslim, ka’sem, dan ka’muhajir. Coordinator gugus ada ka’candra, ka’ari, Dll. Dan kanda – kanda pendamping yang lain.
Pembagian gugus sudah ditetapkan saya, ayu, nurul, jayus, nanna, dan 20 teman-teman yang lain berada di gugus 7. Yang dikoordinatori oleh kanda candra, dan didampingi oleh ka’erwin, ka’ tendri, dan ka’ hadi.
Kanda candra, FMIPA, semester 3, Ka’erwin dan ka’tendri, FKIP_BSI, Ka’ hadi, FKIP_B.inggris
            Pembacaan tatip Omb pun sudah dibacakan, seperti atribut yang harus dipakai saat omb, dan ada juga peraturan yang di bacakan membuat kami  tidak bisa menerima kebijakan itu, sampai pencabutan hak yang sampai 99%, itu berarti kami hanya di beri hak untuk bernafas, makan, buang air, tapi kami tidak di beri hak untuk berkomentar kalau panitia membuat kesalahan dan menganggap panitia tidak pernah salah, mmm…banyak tidak setuju dengan itu.

***

            Malam ini saya membuat rumbai-rumbai di bantu ka’Mila, sembari mengerjakan rumbai itu ka’ mila juga bercerita tentang seseorang di masa lalunya. Mmmm, terbawa suasana jadi lupa waktu, + pukul 23:35 kami memutuskan untuk mengisatirahatkan mata dan tubuh kami sejenak, yang seharian bekerja tanpa lelah. Dan besok saya harus ke rumah ayu untuk membuat atribut yang lain. Have a nice dream’s.

***

Malam ini, ayu menginap di kostku, kami mempersiapkan atribut ( pembuatan atribut di bantu agus, taufik,…., nany dan harisa”lupa nmax”) dan perlengkapan kebersihan( ember, sikat, sapu, lap, dan superpel). O’iya hampir lupa kerudung juga harus menggunakan pita merah putih ( memperingati kemerdekaan RI di bulan agustus. Tapatnya 17 agustus, nanti). “Tidur…tidur…. Besok bangun jam 3” kata ayu menuju ke tempat tidur. Aku hanya bisa tersenyum melihat dia tak pernah berubah tetap menjadi pribadi yang menyenangkan…hhh…

***
 
OMB( orientasi mahasiswa baru)2010


Udara yang dingin serasa merasuk kedalam tulang-belulang. Dan alarm pun berbunyi pukul 02:25. Saya membangunkan ayu untuk siap-siap untuk ke ke kampus nanti. “ufh…ngantuk ka bah” katanya sambil mengucek-ngucek matanya. 
“ ya ngantuk memang, tapi mau di apa. Setengh 4 ki di suruh kumpul di jemput ( jembatan putih)” kata ku mempersiapkan pakaian yang akan kami pakai, ”siapa yang duluan mandi saya atau kamu” tanya ku pada ayu.
“ saya duluan, nanti saya tidur lagi low kamu duluan..hhh” jawabnya sambil tersemyum kecil. “ ya sudah cepat sana” tambah ku.
Selesai ayu mandi, saya pun menuju kamar mandi. Dan ayu mempersiapkan sarapan untuk kami makan sebelum berangkat nanti. Setelah makan, kami mengecek kembali atribut dan perlengkapan yang akan kami bawa, dan siap-siap intuk bertempur…hhhh (perang kali bertempur) “kanda” peach

***

Ufh..... Baru saja keluar dari pintu pagar kost, kami sudah mendengar teriakan kakak panitia “ CEPAT….CEPAT….” “ DI SANA….. DI SANA”… “ufh sangar sangad” gumamku dalam hati. Mereka membagi tugas, di setiap post pasti ada materi yang di berikan dan akan di tanyakan kembali oleh kakak di post berikutnya. Materi tentang kemahasiswaan, perguruan tinggi, keorganisasian, ada juga post dimana di post itu mental kita di uji, keilmuan dan evaluasi.
Di post terakhir kami di tanya kembali tentang materi yang telah kami dapat di setiap post-post tadi. “Ufh… ada ka’’ary” gumamku dalam hati.
“ya..ade( menunjuk ke arah ku)… coba sebutkan tri-darma perguruan tinggi” tanya_nya dengan muka yang masam.
“pendidikan, penelitian dan pengabdian.” Jawabku dengan kepala merunduk sebab takut di kenali.
“mm.. oke… kayak kenal” bisiknya..kemudian tersenyum
“???...saya tidak mengerti” gumamku dalam hati
Dia menuju ke yang lainnya, memberikan pertanyaan yang berbeda. Waktu menunjukkan pukul 04:52, kumandang azan telah terdengar saat saya di berikan pertanyaan. Dan teman-teman yang menjalankan sholat subhu di arahkan menuju masjid terdekat, afwan, saya tidak sholat sedang datang tamu bulanan, ada juga beberapa teman yang sholat di pinggir jalan karena tak ada masjid di dekat post yang mereka singgahi.
teman-teman yang pergi sholat tadi kembali ke dalam barisan. Kemudian kami di arahkan ke lapangan pancasila, setelah sampai di lapangan, pemeriksaan atribut di lakukan oleh kanda-kanda panitia pendaping dan jika ada yang bermasalah langsung berurusan dengan kanda-kanda korlap. Setelah pemeriksaan atribut kami di suruh mencari gugus masing-masing.

***

Cahaya mataharinya yang menyeruak di iringi kicauan burung gereja yang menghiasi langit pagi ini, menciptakan aura ketenangan dan kedamaian.
Masing-masing koordiator gugus membawa papan nama bertuliskan nama gugusnya. Kanda candra selaku koordinator gugus 7 atau Dr. ratulang. Dan setiap gugus di wajibkan membuat yel-yel untuk membangkitkan semangat, saya, jayus dan beberapa teman lainnya berembuk untuk membuat syair yang cocok untuk gugsus 7. Dan kami berhasil membuat syairnya.
Mmm simak baik- baik yach.
Hello…hay..
Hay…hello
Hello…hello..hay..
Hay..hay..hello
Nongkrong di gugus 7
Bareng ama kak candra
Biar kira susah payah
Yang penting kita happy
Gugus 7
Paling imut
Yang lain
Lewat….
Hhh.. ka’’ candara saja yang mendengarnya sampai tertawa geli melihat kami yang menjadikannya objek dalam yel-yel yang kami buat sendiri. Mmmm ada yang malu tuh…hhhh afwan kanda just kidding.

***

Suasana yang panas, pengap, bercampur keringat membuat ku tak bisa berkonsentrasi dengan apa yang di sampaikan oleh kanda-kanda yang berada di atas podium. Entah apa yang mereka katakan,tapi mataku terpaku kepada sosok yang berada di depan sana. Seorang yang dengan semangatnya yang membara memberikan motivasi kepada kami, tak usai aku mendalami sosok itu, kami di suruh berdiri dan harus mengikuti instruksi dari wakil presiden BEM yang memimpin kami melantakan suara, menyerukan sumpah mahasiswa
            “”
Seusai menyerukan sumpah mahasiswa, kami kembali di persilahkan duduk. Hati ku tergetar saat ketika mendengar kakak serta teman-teman yang mengikuti orientasi mahasiswa baru, sangat lantang menyerukan kalimat sumpah mahasiswa . “Mmm…!”desahku dalam hati.
kalimat demi kalimat yang di serukan seolah-olah menyatu dengan nadiku, merasuk kedalam ke dalam tulang. Hal itu membuatku tak berdaya, aku merenungi kata demi kata yang tanpa sadar akupun menyerukan kalimat-kalimat itu.
Aku tersentak ketika kak’hadi menyadarkanku dari lamunan yang tak kunjung ku dapatkan jawabannya hingga saat ini, mengapa aku seperti ini, mangapa.
“ de’ kita ke podium nah..” kata kak’ hadi
“ha..?? saya,” jawabku masih dalam keadaan setengah sadar,” kenapa harus saya kak, kan bayak teman-teman yang lain” lanjutku sembari mengatur posisi dudukku.
“biar mi kita’ saja,nah”lanjutnya. Ia menarik lenganku menuju podium.
Ufh… banyak perwakilan gugus lain di atas sini. “Aduh bagaimana ini”keluh ku.
Ka’’hadi melangkah dengan pasti,menggenggam erat lengatku.
            “apa alasan kalian sehingga kalian berdiri di depan sini, apa kalian merasa paling cantik diantara teman-teman kalian sehingga kalian berdiri didepan sini. ”kata salah seorang korlap, suaranya yang tegas tanpa basa-basi, serta wajahnya yang teduh,  menenangkan hati setiap orang yang memandangnya. Kami diberi kesempatan untuk memberikan jawaban yang ia inginkan.
Berbagai jenis jawaban yang mereka lontarkan, kini tiba Giliranku.
”saya beridiri disini, bukan karena saya merasa paling cantik diantara teman-teman saya, pada dasarnya semua wanita itu cantik hanya saja kecantikan itu tidak hanya dilihat dari fisik saja, kecantikan hati juga menjadi penilaian tersendiri bagi sebagian orang.”jawabku lirih. Dia mengangguk seolah sependapat dengan apa yang ku katakan. Kami di persilahkan kembali ke gugus masing-masing, ku lihat ka’hadi tersenyum lega mendengar jawaban yang ku berikan tadi.

***

Ka’candra menginstruksikan agar kami mengumpulkan snack,roti,dll. Yang kami bawa dari rumah masing-masing. setelah terkumpul semua,ka’’candra, kemudian membagikan kembali kue yang terkumpul tadi, “serata mungkin”.
“Mmm dia memang seorang pemimpin yang baik” gumamku,.
Oiya digugus 7 banyak lo yang mengagumi ka’candra Bagaimana tidak, Dia selalu tampak berwibawah ketika memberikan nasehat-nasehat pada kami. Setiap kata yang ia sampaikan seolah-olah mengipnotis orang yang mendengarnya.

#wait for the continuation of this story